Saturday, February 12, 2011

Cinta



Cinta itu tiada syaratnya
Cinta lahir dari hati yang tulus
Cinta itu indah
Cinta itu bahagia
Cinta itu derita


Tiada kata yang mampu diungkapkan
hanya sebaris ayat
"SENANTIASA MENCINTAIMU
Bersama hingga ke akhirnya

Sahabat (Buat sahabatku di alam maya)


sahabat
kita bertemu di sini
tanpa kata
tanpa bersua muka
hanya yang menjadi saksi persahabatan kita
adalah jari jemari kita
yang lincah menaip
melahirkan kata hati
kita juga
berkongsi cerita
berkongsi minat yang sama
berdebat, berbahas
ada ketikanya kita berbalah
tetapi itu bukan penghujungnya

sahabat
mata kita menjadi saksi
membaca baris-baris ayat
yang mampu
membuat kita tersenyum
kita ketawa
kita sedih
geram, benci
amarah

sahabat
diruangan ini
jarak yang jauh bukan penghalangnya
untuk kita saling berhubung
binalah persahabatan kita ini
dengan keikhlasan dan kejujuran
jauhkan rasa dengki
rasa khianat
jauhkan segala pembohongan
supaya persahabatan yang kita jalin di sini
kekal untuk selamanya ...

Wednesday, January 12, 2011

Sepi


Aku merenung bulan

yang memancar sinarnya

Sinarnya menerangi kegelapan

Tapi ia tidak mampu

menerangi jiwaku yang suram

tika ini kesunyian mencengkam jiwaku

air mata membasahi

tapi apalah gunanya air mata ini

Ia tidak mampu mengubah segalanya

Aku merenung Bulanku

Kukatakan padanya

aku sepi sekali

kamu ada tapi kamu juga tidk ada

datanglah padaku bulan

Sinarkan hatiku

Jangan biarkan kesepian ini

Merantai jiwaku

aku sakit

sakit tanpamu

sakit merinduimu

Peluklah daku

bawaku pergi

hapuskan kesepianku

datanglah padaku bulan

menemaniku

walaupun hanya dalam mimpi-mimpiku

Saturday, January 1, 2011

Kepulangan Yang Di Tunggu (Part II)


abang

saya sayang abang

hanya abang dihati saya

kalau abang tanya saya

adakah saya mencintai abang?

pasti saya akan menjawab

cinta saya untuk abang ikhlas

cinta saya untuk abang bukan hanya manis dibibir

lahirnya dari hati

suci


kalau abang tanya saya

adakah saya merindu abang?

pasti saya akan menjawab?

walaupun abang di sisi saya

saya tetap akan merindu abang

saya tak mampu berpisah dari abang

walau sesaat


kalau abang tanya saya

sedalam mana cinta saya pada abang?

saya pasti jawab

abang lihatlah matahari yang bersinar

pernahkah ia berubah

sinarnya tetap sama setiap hari

begitu juga cinta saya pada abang

tidak pernah berubah

dari hari pertama abang lafazkan kata cinta

dan saya menerima abang dalam hidup saya

abang,


kalau abang tanya saya

adakah saya punya rasa cemburu?

pasti saya akan menjawab

sudah pasti abang

sudah pasti saya punya rasa itu

abang


kalau abang tanya saya

adakah saya akan menunggu abang?

sudah pasti abang

sudah pasti saya menunggu abang

biar seribu tahun

saya tetap tunggu kepulangan abang


abang,

saya tahu kita berjauhan

bila-bila masa ombak bisa menghempas cinta kita

saya takut

tetapi kata-kata semangat yang abang sering lafazkan

buatkan saya tidak gentar

untuk hadapi semua onak duri

yang datang dalam hubungan kita


abang

apa pun yang berlaku

ingat cinta saya hanya untuk abang.

Publish Post


nukilan: ayu hashim (nurhana adilla)

26 Jun 2010

Kepulangan Yang Di Tunggu


Kanda,

Sudah sepurnama kanda pergi

Begitu berat rasanya menanggung rindu

Adakalanya rasa rindu itu

seolah-olah merentap-rentap jantung dan hati dinda


Peritnya..

Hanya Tuhan sahaja yang tahu

Puas dinda pujuk hati ini

"Sabarlah, tidak lama kandaku pergi"

Tapi rasa rindu tetap bergelora

Tetap memberontak dijiwa dinda


Kanda,

Sejak kanda pergi

Hidup dinda terasa sepi

Dinda cuba ketawa

Dinda cuba tersenyum

Tetapi senyum dan tawa itu

Tidak berseri seperti selalu

Adakala dinda seperti layang-layang

yang terputus talinya

Tiada haluan

Dalam mencari bayangmu, kanda

Pada angin sering dinda sampaikan pesan

Bawalah perkhabaran rindu dari dinda untuk kanda

Sampaikan rasa cinta dinda pada kanda

Pada ombak, pada laut sering dinda bisikkan

Bawalah pulang kandaku segera

Dinda, tidak mahu seperti pungguk

Yang merindu dan terus merindu si bulan kesayangannya


Kanda,

Siang malam silih berganti

Kepulangan kanda dinda nanti-nantikan

Pulanglah sayang, pulanglah segera

Tidak sabar dinda menatap

wajah teruna idaman kalbu

Saturday, November 27, 2010

Aku Wanita Biasa


aku cuma wanita biasa
yang mampu bermimpi
yang ingin menggapai pelangi
sedangkan hakikatnya
aku tahu pelangi itu akan pergi
akan tinggalkan aku
sendiri

aku cuma wanita biasa
hanya mampu melihat bintang-bintang berkelipan
di dada langit...
cahayanya cukup indah ...
tapi aku tahu aku tak bisa memiliki cahaya itu

aku cuma wanita biasa
yang mengimpikan istana indah bersama dirimu
aku tahu mimpiku itu terlalu jauh ke depan
walhal sebenarnya aku tidak layak
untuk bermimpi tentang itu
atau memikirkankannya sama sekalipun

"awak, kalau ditanya padaku soalan siapa dirimu dihatiku
awaklah nafasku
awaklah dengupan jantungku
semuanya akan terhenti
semuanya akan mati
bila awak tak lagi denganku"

"awak adalah anugerah terindah dalam hidupku
awak menyinari hidupku seperti matahari yang memancarkan sinarnya setiap pagi
awak seperti angin yang membelai tubuhku perlahan
menenangkan aku, mendamaikan aku
ketika aku bersamamu"

awak,
aku hanyalah wanita biasa
yang mencintaimu setulus hati

Monday, November 22, 2010

Korban

Kau lelaki
Bertopeng disebalik wajahmu
Berpura baik
Berpura kasih
Untuk memikat si gadis jelita

Kau lelaki
Menabur janji
Kononnya membina mahligai kebahagiaan
Buat dirinya
Kau tunjukkan keikhlasanmu
Agar dirinya tidak terlepas dari genggamanmu

Malam yang kedinginan
Di taman yang penuh kesunyian
Kau memujuk si gadis
Membuktikan kesetiannya
Jari-jemarimu memainkan peranan
Pujukanmu mengasyikkan
Tenggelam punca si gadis dalam keasyikan
Tewas jua akhirnya

Kau lelaki
Pandai menabur janji
Madu kau hisap
Kau pergi begitu sahaja

Kau lelaki
Membiarkan si gadis terkapai-kapai
Menangis dan meraung si gadis
Tapi apakan daya
Sekalipun tangisan darah
Kesucianmu tak mungkin kembali

Kau lelaki
Lihat apa yang sedang kau lakukan
Perut si gadis makin membesar
Ada makhluk kecil yang sedang bernyawa di dalamnya
Menunggu waktu
Membilang hari
Untuk melihat dunia ini

Si gadis yang tidak keruan
Tidak tahu arah mana hendak melangkah
Tidak tahu pada siapa harus mengadu

Disebuah rumah usang
Dipinggir badan
Si gadis kesakitan
Oh, anakku jangan kau keluar sekarang
Titisan peluh membasahi
Nafas tercungap-cungap menahan kesakitan
arghhh...jeritan yang memilukan
Senyap seketika

Si kecil menangis
Oh, anakku
Maafkan ibumu
Tiada qamat untukmu
Tiada sambutan untukmu
Bukan ibu tak sayang padamu
Apakan daya ibu

Si gadis melangkah longlai
Membawa si kecil yang terkena
Yang masih bertali pusat
Maafkan ibu nak..maafkan ibu
Mungkin ada insan lain yang sudi menjagamu

Si gadis pergi
Tinggal si kecil kesejukan

Si kecil dijumpai
Terpampang didada akbar
Tidak bernyawa
si ibu mendengar menitiskan airmata

"Ibu apalah dosa dan silapku
Hingga aku diperlakukan sebegini"

Monday, November 15, 2010

Malam Ini

Malam ini
aku masih disini
diruangan dan waktu yang sama,
menatap nota-notaku
meneliti dari satu baris
hingga ke satu baris ayat
cuba memahami apa yang tersurat dan tersirat

Sesekali
fikiranku jauh berjalan
Mencari dirimu yang jauh di mata
bertanya di dalam diri
"apa yang sedang dikau lakukan wahai kekasih hatiku?
adakah kau sama seperti aku tatkala ini
gundah gulana kerana merindui"
aduhhh!!!
peritnya rasa hati
seksa dan derita
tidak tertanggung rasanya

Fikiranku mengimbas kembali
kata-kata azimat yang sering kau bisikkan ditelingaku
Begitu juga diriku
"Kusayang padamu"
"Kurindu padamu"
Ingatiku selalu"
"Cintaku hanya satu dan yang satu itu hanya untukmu"
Agar terubat rindu didada
agar reda ombak keresahan
agar matakan terpejam lena
agar dibuai mimpi-mimpi indah
Bersamu kekasih
Mengertilah...
Tiada dua tiada tiga
sesungguhnya
Cintaku milikmu selamanya...

Malam ini sayang
Aku masih disini
Keseorangan ....
Dan kubiarkan nota-notaku
Sepi diatas meja tulisku

Di Mana Silapnya

Termenung sendiri
Mencari ketenangan
Mencari jalan keluar
Dari masa silam
Yang merantai diri

Mengimbas semula kenangan lalu
Yang tak mungkin datang kembali
Yang entah bila kan luntur
Hanya masa
Kan bisa mengubah segalanya

Bertanya pada diri
Di mana silapnya
Di mana puncanya
Kasih yang sedang mekar di taman hati ini
semakin layu
Mengapa begini?
dibaja dan disirami dengan ketulusan hati
Tetap gugur jua akhirnya

Bertanya kembali pada diri
Haruskah ditangisi
Akan perginya kekasih hati
Biarpun bermandikan tangisan darah
Tetap tidak kembali
Terus bertanya dihati ini
Haruskah membenci dirinya?
Tak mungkin .. ohhh tak mungkin
Tak mungkin dibiarkan hati ini membenci
Aduhai teman,
Di mana silapnya

Dia yang dulunya menambat hati ini
Berjanji tak mungkin berpaling
Dia tahu erti kecewa...erti derita
Pabila kehilangan permaisuri hati
Tapi mengapa?
Kau lukai jua sekeping hati ini
Ingin bertanya
Tidak berdaya
Ingin menjerit sekuatnya
Agar reda keperitan di dada
Ingin menangis sepuasnya
Tidak tertitis lagi
Aduhai teman di mana silapnya

Jauh kulontar bayangmu
Agar tidak menjelma
Menganggu dan menghantui jiwa ini
Namun
Hadir jua bayangmu

Tersenyum ku dalam derita
Menangisku dalam ketawa
Luka dihati tak siapa yang tahu
Ntah bila kan hilang
Sisa-sisa kenangan silam