Monday, November 15, 2010

Di Mana Silapnya

Termenung sendiri
Mencari ketenangan
Mencari jalan keluar
Dari masa silam
Yang merantai diri

Mengimbas semula kenangan lalu
Yang tak mungkin datang kembali
Yang entah bila kan luntur
Hanya masa
Kan bisa mengubah segalanya

Bertanya pada diri
Di mana silapnya
Di mana puncanya
Kasih yang sedang mekar di taman hati ini
semakin layu
Mengapa begini?
dibaja dan disirami dengan ketulusan hati
Tetap gugur jua akhirnya

Bertanya kembali pada diri
Haruskah ditangisi
Akan perginya kekasih hati
Biarpun bermandikan tangisan darah
Tetap tidak kembali
Terus bertanya dihati ini
Haruskah membenci dirinya?
Tak mungkin .. ohhh tak mungkin
Tak mungkin dibiarkan hati ini membenci
Aduhai teman,
Di mana silapnya

Dia yang dulunya menambat hati ini
Berjanji tak mungkin berpaling
Dia tahu erti kecewa...erti derita
Pabila kehilangan permaisuri hati
Tapi mengapa?
Kau lukai jua sekeping hati ini
Ingin bertanya
Tidak berdaya
Ingin menjerit sekuatnya
Agar reda keperitan di dada
Ingin menangis sepuasnya
Tidak tertitis lagi
Aduhai teman di mana silapnya

Jauh kulontar bayangmu
Agar tidak menjelma
Menganggu dan menghantui jiwa ini
Namun
Hadir jua bayangmu

Tersenyum ku dalam derita
Menangisku dalam ketawa
Luka dihati tak siapa yang tahu
Ntah bila kan hilang
Sisa-sisa kenangan silam

No comments:

Post a Comment