Saturday, November 27, 2010

Aku Wanita Biasa


aku cuma wanita biasa
yang mampu bermimpi
yang ingin menggapai pelangi
sedangkan hakikatnya
aku tahu pelangi itu akan pergi
akan tinggalkan aku
sendiri

aku cuma wanita biasa
hanya mampu melihat bintang-bintang berkelipan
di dada langit...
cahayanya cukup indah ...
tapi aku tahu aku tak bisa memiliki cahaya itu

aku cuma wanita biasa
yang mengimpikan istana indah bersama dirimu
aku tahu mimpiku itu terlalu jauh ke depan
walhal sebenarnya aku tidak layak
untuk bermimpi tentang itu
atau memikirkankannya sama sekalipun

"awak, kalau ditanya padaku soalan siapa dirimu dihatiku
awaklah nafasku
awaklah dengupan jantungku
semuanya akan terhenti
semuanya akan mati
bila awak tak lagi denganku"

"awak adalah anugerah terindah dalam hidupku
awak menyinari hidupku seperti matahari yang memancarkan sinarnya setiap pagi
awak seperti angin yang membelai tubuhku perlahan
menenangkan aku, mendamaikan aku
ketika aku bersamamu"

awak,
aku hanyalah wanita biasa
yang mencintaimu setulus hati

Monday, November 22, 2010

Korban

Kau lelaki
Bertopeng disebalik wajahmu
Berpura baik
Berpura kasih
Untuk memikat si gadis jelita

Kau lelaki
Menabur janji
Kononnya membina mahligai kebahagiaan
Buat dirinya
Kau tunjukkan keikhlasanmu
Agar dirinya tidak terlepas dari genggamanmu

Malam yang kedinginan
Di taman yang penuh kesunyian
Kau memujuk si gadis
Membuktikan kesetiannya
Jari-jemarimu memainkan peranan
Pujukanmu mengasyikkan
Tenggelam punca si gadis dalam keasyikan
Tewas jua akhirnya

Kau lelaki
Pandai menabur janji
Madu kau hisap
Kau pergi begitu sahaja

Kau lelaki
Membiarkan si gadis terkapai-kapai
Menangis dan meraung si gadis
Tapi apakan daya
Sekalipun tangisan darah
Kesucianmu tak mungkin kembali

Kau lelaki
Lihat apa yang sedang kau lakukan
Perut si gadis makin membesar
Ada makhluk kecil yang sedang bernyawa di dalamnya
Menunggu waktu
Membilang hari
Untuk melihat dunia ini

Si gadis yang tidak keruan
Tidak tahu arah mana hendak melangkah
Tidak tahu pada siapa harus mengadu

Disebuah rumah usang
Dipinggir badan
Si gadis kesakitan
Oh, anakku jangan kau keluar sekarang
Titisan peluh membasahi
Nafas tercungap-cungap menahan kesakitan
arghhh...jeritan yang memilukan
Senyap seketika

Si kecil menangis
Oh, anakku
Maafkan ibumu
Tiada qamat untukmu
Tiada sambutan untukmu
Bukan ibu tak sayang padamu
Apakan daya ibu

Si gadis melangkah longlai
Membawa si kecil yang terkena
Yang masih bertali pusat
Maafkan ibu nak..maafkan ibu
Mungkin ada insan lain yang sudi menjagamu

Si gadis pergi
Tinggal si kecil kesejukan

Si kecil dijumpai
Terpampang didada akbar
Tidak bernyawa
si ibu mendengar menitiskan airmata

"Ibu apalah dosa dan silapku
Hingga aku diperlakukan sebegini"

Monday, November 15, 2010

Malam Ini

Malam ini
aku masih disini
diruangan dan waktu yang sama,
menatap nota-notaku
meneliti dari satu baris
hingga ke satu baris ayat
cuba memahami apa yang tersurat dan tersirat

Sesekali
fikiranku jauh berjalan
Mencari dirimu yang jauh di mata
bertanya di dalam diri
"apa yang sedang dikau lakukan wahai kekasih hatiku?
adakah kau sama seperti aku tatkala ini
gundah gulana kerana merindui"
aduhhh!!!
peritnya rasa hati
seksa dan derita
tidak tertanggung rasanya

Fikiranku mengimbas kembali
kata-kata azimat yang sering kau bisikkan ditelingaku
Begitu juga diriku
"Kusayang padamu"
"Kurindu padamu"
Ingatiku selalu"
"Cintaku hanya satu dan yang satu itu hanya untukmu"
Agar terubat rindu didada
agar reda ombak keresahan
agar matakan terpejam lena
agar dibuai mimpi-mimpi indah
Bersamu kekasih
Mengertilah...
Tiada dua tiada tiga
sesungguhnya
Cintaku milikmu selamanya...

Malam ini sayang
Aku masih disini
Keseorangan ....
Dan kubiarkan nota-notaku
Sepi diatas meja tulisku

Di Mana Silapnya

Termenung sendiri
Mencari ketenangan
Mencari jalan keluar
Dari masa silam
Yang merantai diri

Mengimbas semula kenangan lalu
Yang tak mungkin datang kembali
Yang entah bila kan luntur
Hanya masa
Kan bisa mengubah segalanya

Bertanya pada diri
Di mana silapnya
Di mana puncanya
Kasih yang sedang mekar di taman hati ini
semakin layu
Mengapa begini?
dibaja dan disirami dengan ketulusan hati
Tetap gugur jua akhirnya

Bertanya kembali pada diri
Haruskah ditangisi
Akan perginya kekasih hati
Biarpun bermandikan tangisan darah
Tetap tidak kembali
Terus bertanya dihati ini
Haruskah membenci dirinya?
Tak mungkin .. ohhh tak mungkin
Tak mungkin dibiarkan hati ini membenci
Aduhai teman,
Di mana silapnya

Dia yang dulunya menambat hati ini
Berjanji tak mungkin berpaling
Dia tahu erti kecewa...erti derita
Pabila kehilangan permaisuri hati
Tapi mengapa?
Kau lukai jua sekeping hati ini
Ingin bertanya
Tidak berdaya
Ingin menjerit sekuatnya
Agar reda keperitan di dada
Ingin menangis sepuasnya
Tidak tertitis lagi
Aduhai teman di mana silapnya

Jauh kulontar bayangmu
Agar tidak menjelma
Menganggu dan menghantui jiwa ini
Namun
Hadir jua bayangmu

Tersenyum ku dalam derita
Menangisku dalam ketawa
Luka dihati tak siapa yang tahu
Ntah bila kan hilang
Sisa-sisa kenangan silam

Terbanglah Merpatiku



Merpatiku
Terbanglah dari penjara ini ...

Bebaskan dirimu
Dari belenggu masa silam
Yang menguasai kotak mindamu

Merpatiku
Terbanglah setinggi yang mungkin
Sesekali jangan berpaling
Kerna
Sekali kau berpaling
Masa silammu itu
Bisa merobek-robekkan sekeping hatimu

Tegaslah merpatiku
Tetapkan hatimu merpatiku
Hala tuju ditanganmu
Dan pastinya
Sinar bahagia akan menemuimu


Merpatiku
Terbanglah merpatiku
Terbanglah setinggi yang mungkin
Alam ini masih menerimamu
Udara ini masih membenarkan dirimu menyedutnya
Asalkan
Bebaskan dirimu dari ikatan semalam yang mendukakan
Bebaskan dirimu dari janji-janji lama
Bebaskan dirimu dari mereka yang pernah berpaut dihatimu

Terbanglah merpatiku
Terbanglah setinggi mungkin
Asalkan tidak kau berpijak di dahan nan rapuh
Kerna
Pasti dirimu kan tersungkur lagi

Bonda

Puisi ini hasil nukilan saya semasa saya menjejak kaki di UKM. Masa puisi ni ditulis saya baru sahaja dua minggu di UKM. Masa ni saya rindu sangat pada emak, ialah selama ni tidak pernah berlekang sehinggalah hari ni. Puisi ini telah saya tulis pada 30 Mei 1998. Jadi saya kongsikan di sini bersama teman-teman sekalian.

Bonda
Kau umpama permata
Yang amat bernilai
Penerang dunia ini
Di kala hati anakmu kegelapan
Dikala hati anakmu mendidih darah muda
Di usia remajanya

Bonda
Kau umpama lilin
Yang sanggup membakar diri
Tanpa mengenal jemu
Sekalipun ribut taufan melanda
Namun,
Kau tetap mengharunginya
Betapa unggulnya hatimu
Tanpa insan bergelar suami disisimu

Bonda,
Tahukah dirimu
Betapa sakitnya hati anakmu ini
Bila melihat kesengsaraanmu
Mendidik dan membesarkan anakmu ini

Bonda,
Sekalipun berirama perutmu
Kering kehausan tekakmu
Walaupun terpaksa beratapkan langit
Walaupun kepanasan menyaluti tubuhmu
Namun,
kau tetap sabar
Meniti penantian
Bagi melihat kejayaan anakmu
Yang kau belai
Yang kau didik

Bonda
Betapa bangganya aku
Menjadi anak kelahiranmu
Biarpun pelbagai dugaan mendatang
Akan kusahut
Akan kuhadapi
Kerna,
Setitis airmatamu
Setitis darahmu mengalir
Setitis keringatmu membasahi
Akan kukenang
Akan kuingati
Kerna,
kau kebanggaanku
Kau sumber inspirasi
Dalam aku mengharungi arus
di pentas dunia ini ...